"Katakanlah:"Dia-lah Allah, Yang Maha Esa". Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." (Al Quran : Al Ikhlas 1-4)

Minggu, 06 Desember 2009

Bible Berbicara Tentang Dosa Waris

bacaiqra.blogspot.com
Umat Kristiani meyakini bahwa setiap manusia yang dilahirkan akan menanggung dosa warisan dari manusia pertama, yaitu Adam. Doktrin ini terus ditanamkan Gereja terutama pada sekolah-sekolah minggu. Sebagai manusia yang telah dianugerahkan oleh Tuhan berupa akal dan pikiran, tentu kita akan berpikir koq bisa-bisanya dosa diwariskan. Pasti ada ganjalan dalam hati nuarani yang paling dalam. 
Kita lihat bagaimana sesungguhnya Bibel berbicara tentang dosa waris:

1. Yehezkiel pasal 18 ayat 20
"Orang berbuat dosa, ia itu juga akan mati; maka anak tiada akan menanggung kesalahan bapaknya, dan Bapa pun tiada akan menanggung kesalahan anak-anaknya; kebenaran orang yang benar akan tergantung atasnya dan kejahatan orang fasik pun akan tergantung atasnya."
Jelas Bibel sendiri menyebutkan bahwa setiap manusia akan menanggung sendiri perbuatan baik maupun buruk, tidak boleh dibebankan atau diwariskan kepada orang lain. Berdasarkan ayat tersebut, maka dosa Adam dan Hawa harus ditanggung sendiri oleh keduanya. Tidak diwariskan kepada generasi selanjutnya.

2. Matius pasal 19 ayat 14.
"Tetapi kata Yesus. 'Biarkanlah kanak-kanak itu, jangan dilarangkan mereka itu datang kepadaku, karena orang yang sama seperti inilah yang empunya kerajaan surga
Ayat di atas menyatakan bahwa Yesus sendiri yang berkata, bahwa Yesus mengakui kesuciannya kanak-kanak. Sedangkan mereka belum mengakui kesalibannya Yesus dan juga belum dibaptiskan, tetapi mempunyai kerajaan surga. Jadi berdasarkan pengakuan Yesus sendiri bahwa kanak-kanak itu tidak membawa dosa waris dari Adam dan Hawa, oleh karena itulah Yesus berkata: Mereka adalah suci dari dosa dan dengan sendirinya masuk surga.

3. Roma Pasal 2 ayat 5 dan 6.
"Tetapi menurut degilmu dan hati yang tiada mau bertobat, engkau menghimpunkan kemurkaan keatas dirimu untuk hari murka dan kenyataan hukum Allah yang adil." "Yang akan membalas ke atas tiap-tiap orang menurut perbuatan masing-masing."
Ayat di atas menyatakan bahwa kita akan di balas sesuai dengan perbuatan kita masing-masing, bukan berdasarkan dosa warisan. Renungkanlah, gunakan akal pikiran yang Tuhan berikan kepada kita, tayakan pada hati nuranimu yang paling dalam. Carilah jawaban atas kegelisahan hatimu.

4. Matius pasal 16 ayat 27.
"Karena anak manusia akan datang dengan kemuliaan Bapanya beserta dengan segala malaikatnya; pada masa itu Ia akan membalas kepada tiap orang menurut perbuatannya."

5. 2 Korintus pasal 5 ayat 10.
"Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat."

6. Ulangan pasal 24 ayat 16
”Janganlah ayah dihukum mati karena anaknya, janganlah juga anak dihukum mati karena ayahnya; setiap orang harus dihukum mati karena dosanya sendiri

7. II Tawarikh pasal 25 :4
”Tetapi anak-anak mereka tidak dihukum mati olehnya, melainkan ia bertindak sesuai dengan apa yang tertulis dalam Taurat, yakni kitab Musa, di mana Tuhan telah memberi perintah: ''Janganlah ayah mati karena anaknya, janganlah juga anak mati karena ayahnya, melainkan setiap orang harus mati karena dosanya sendiri.''

8. Yeremia pasal 31 ayat 29-30
” Pada waktu itu orang tidak akan berkata lagi: Ayah-ayah makan buah mentah, dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu,”
”melainkan: Setiap orang akan mati karena kesalahannya sendiri; setiap manusia yang makan buah mentah, giginya sendiri menjadi ngilu”

9. Yehezkiel pasal 18 ayat 20-22
”Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya”
”Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati”
”Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat-ingat lagi terhadap dia; ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya”

10. Dalam kekristenan, dosa yang dilakukan Adam akan pindah kepada anak keturunannya. Dosa itu diwariskan kepda anak cucunya melalui nutfah ayah. Oleh karena itulah mereka beranggapan bahwa dengan cara Yesus dilahirkan tanpa ayah, berarti Yesus tetap terpelihara dari bekas-bekas dosa warisan tersebut. Padahal Bible mengatakan bahwa Adam dan Hawa (kedua-duanya) telah makan dari pohon larangan itu. Dengan sendirinya keduanya sama-sama bergelimang dalam dosa. Malah Hawa yang lebih besar dosanya, Kejadian pasal 3 ayat 6 ”Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya”.
Dan juga dalam I Timotius pasal 2 ayat 14 ”Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa”
Jika berdasarkan ayat-ayat tadi, agar Yesus terpelihara dari ”bekas-bekas dosa” Adam, maka seharusnya Yesus tidak lahir melalui Maria. Karena Maria adalah keturunan dari Adam dan Hawa.
Bila ada seseorang manusia yang dilahirkan tanpa bapak dan tanpa ibu, berarti orang tersebut terbebas dong dari dosa warisan Adam. Dan juga orang tersebut jauh lebih berhak mendapat jabatan Tuhan bila dibandingkan Yesus yang dilahirkan oleh Maria. Siapakah gerangan orang itu? Dia adalah Melkisedek. Dalam Ibrani 7 : 1-3 "Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia". "Kepadanyapun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera". "Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya".

Coba dipikirkan, seharusnya Melkisedek lah yang berhak mendapat jabatan Tuhan. Beragamalah berdasarkan pengetahuan, gunakan akal dan logikan. Bukan beragama hanya karena turunan.

2 komentar: