Umat Kristen menganggap Yesus adalah anak Tuhan. Namun jika dikaji dari Bible mereka sendiri, maka sesungguhnya sudah sangat jelas bagaimana maksud atau arti anak Tuhan menurut Bible.
Beberapa ayat Bible yang sering kali disampaikan pada sekolah minggu serta menjadi dasar bahwa Yesus adalah Anak Tuhan, yaitu:
- Matius pasal 3 ayat 17 "Maka suatu suara dari langit mengatakan: "Inilah anakku yang kukasihi. Kepadanya Aku berkenan."
- Lukas pasal 4 ayat 41 "Roh-roh jahat pun keluar dari banyak orang, sambil berteriak-teriak, "Engkaulah Anak Allah!" Tetapi Yesus membentak mereka dan tidak mengizinkan mereka berbicara, sebab mereka tahu bahwa Dialah Raja Penyelamat."
-Yohanes pasal 14 ayat 9 "Siapa yang sudah nampak Aku, ia sudah nampak Bapa", terus ayat 10"Tiadakah engkau percaya bahwa aku ini di dalam Bapa, dan Bapa pun di dalam Aku? Segala perkataan yang Aku ini katakan kepadamu, bukanlah Aku katakan dengan kehendak sendiri, melainkan Bapa itu yang tinggal di dalam Aku. Ia mengadakan segala perbuatan itu."
Baiklah, sekarang kita simak siapa atau bagaimana anak Tuhan sesungguhnya menurut Bible.
Dimulai dari Matius pasal 5 ayat 9:
"Berbahagialah segala orang yang mendamaikan orang, karena mereka itu akan disebut anak-anak Allah".
Ayat ini menyatakan bahwa yang dimaksud 'anak Allah' ialah orang yang dihormati seperti nabi. Bila Yesus dianggap sebagai anak Allah, maka semua orang yang mendamaikan manusia pun menjadi anak-anak Allah. Jadi bukan Yesus saja yang menjadi anak Allah, tetapi ada yang lainnya dan jumlahnya sangat banyak.
Keluaran pasal 4 ayat 22 :"Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman Tuhan: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung".
Di sini dijelaskan bahwa Israel adalah anak Tuhan yang sulung, sedangkan Yesus sendiri tidak disebutkan anak yang keberapa.
Selanjutnya dalam Yeremia pasal 31 ayat 9 :"Dengan menangis mereka akan datang, dengan hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di jalan yang rata, di mana mereka tidak akan tersandung; sebab Aku telah menjadi bapa Israel, Efraim adalah anak sulung-Ku".
Jelas sekali bahwa berdasarkan Bible sendiri anak Tuhan itu banyak sekali, bukan hanya Yesus saja. Yang dimaksud 'anak' dalam ayat-ayat tersebut ialah mereka yang dikasihi oleh Tuhan, termasuk Yesus. Jadi bukan anak yang sebenarnya. Ayat di atas juga menyatakan bahwa Efraim sebagai anak sulung, sementara dalam Keluaran 4:2 yang disebut sebagai anak sulung adalah Israel.
Yohanes pasal 17 ayat 23 :"Aku di dalam mereka itu, dan Engkau di dalam Aku, supaya mereka itu sempurna di dalam persekutuan".
Perhatikan kalimat 'Aku di dalam mereka'. Kata 'mereka' dalam ayat ini maksudnya adalah sahabat-sahabatnya Yesus (supaya lebih jelas kata 'mereka' di sini maksudnya adalah sahabat-sahabat Yesus, silahkan baca ayat-ayat sebelumnya). Sedangkan yang dimaksud dengan kata 'Aku' adalah Yesus. Jadi kalimat 'Aku di dalam mereka' artinya Yesus beserta sahabat-sahabatnya. Jadi Tuhan itu beserta Yesus dan sahabat-sahabatnya.
Apabila mempercayai tentang kesatuan Bapa dengan Yesus, maka harus juga mempercayai tentang kesatuan Bapa dengan semua sahabat Yesus yang berjumlah 12 orang itu. Jadi bukan Yesus dan Roh suci saja yang menjadi satu dengan Tuhan, melainkan harus ditambah dengan 12 orang lagi. Bapa + (Yesus dan 12 sahabatnya) + Roh Suci, maka hasilnya adalah Lima Belas Tunggal, bukan Tri Tunggal.
Ada beberapa ayat lain dalam Bible yang menyebutkan Yesus itu anak Allah/Tuhan, akan tetapi maksudnya bukan anak Allah yang sebenarnya, karena Yesus sendiri mengaku di Bible bahwa ia adalah utusan Allah, bukan anak Allah. Yesus juga berkata anak manusia bukan anak Tuhan.
Jadi ayat-ayat di Bible yang menyebutkan Yesus itu anak Allah bukan berarti Yesus itu anak Allah dalam arti sesungguhnya, sebagaimana kita sering mendengar ucapan-ucapan 'anak kapal', 'anak sekolah'. Bukan berarti kapal dan sekolah itu beranak, melainkan mempunyai arti bahwa orang itu selalu terikat oleh peraturan-peraturan di kapal dan peraturan-peraturan di sekolah.
Bukalah mata dan bukalah hati, dengarkan hati nuranimu yang paling dalam...renungkanlah dengan akal dan pikiran yang telah Tuhan berikan kepda kita. Beragamalah sesuai keyakinan hati...BUKAN beragama hanya karena turunan, BUKAN beragama karena ikut-ikutan. Carilah jawaban atas kegelisahan hati itu...