"Katakanlah:"Dia-lah Allah, Yang Maha Esa". Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." (Al Quran : Al Ikhlas 1-4)

Kamis, 15 Desember 2016

Apakah Al Quran menyebutkan bahwa Yesus adalah Kalimatullah dan Ruhullah, penyebutan yang menunjukkan ke-Ilahi-an Yesus?

Apakah Al Quran menyebutkan bahwa Yesus adalah Kalimatullah dan Ruhullah, penyebutan yang menunjukkan ke-Ilahi-an Yesus?

1. Isa adalah “Kalam DARI Allah” bukan “Kalam Allah”
Al Quran menyebutkan dalam Surah Ali Imran ayat 45 
“(ingatlah), ketika malaikat berkata, ‘Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang dating) daripada-Nya, namanya Al  Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan akhirat serta termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),”

2. Gelar Seorang Nabi Tidak Berarti Gelar Itu Hanya Milik Nabi Yang Bersangkutan
Gelar-gelar yang berbeda diberikan kepada para nabi yang berbeda pula. Ketika sebuah gelar diberikan kepada seorang nabi, tidak lantas berarti nabi-nabi lainnya tidak memiliki karakteristik atau kualitas yang sama. Misalnya, nabi Ibrahim disebut dalam Al Quran sebagai Khalilullah, sahabat Allah.
Nabi Musa disebut dalam Al Quran sebagai Kalimullah, yang menunjukkan bahwa Allah berbicara kepadanya. Ini tidak berarti bahwa Allah tidak berbicara dengan nabi-nabi yang lain. Begitu pula ketika Isa disebut dalam Al Quran sebagai Kalimatullah “sebuah kalimat DARI Allah” tidak lantas berarti nabi-nabi lainnya  bukan “kalimat” Allah.

3.  Yohanes Pembaptis Juga “Kalimat” Allah
Yohanes Pembaptis atau Yahya juga disebut dalam Al Quran sebagai Kalimatullah (kalimat DARI Allah) dalam Surah Ali Imran ayat 38-39 
“Di sanalah Zakariya berdoa kepada Tuhannya seraya berkata, ‘Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pedengar doa. Kemudian Malalaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan sholat di mihrab (katanya), ‘Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang dating) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu), dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang soleh”

4.  Ruhullah (roh DARI Allah)
Isa juga tidak pernah disebut sebagai Ruhullah (roh Allah), melainkan roh DARI Allah dalam Surah An Nisa ayat 171 
“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa Putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: ‘(Tuhan itu) tiga, berhentilah (dari ucapan itu).  (Itu) lebih baik bagimu.  Sesungguhnya, Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anal, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara”

5.  Allah Meniupkan Ruh Dalam Setiap Manusia
Menjadi roh dari Allah tidak lantas menunjukkan bahwa Isa adalah Tuhan. Al Quran menyebutkan di beberapa tempat bahwa Allah meniupkan ke manusia “Roh-Nya”, yakni dalam Surah Al Hijr ayat 29 dan Surah As Sajdah ayat 9
“Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud” “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur”

6.  Nabi Isa akan kembali
Nabi Isa adalah satu-satunya Nabi Tuhan yang mana pengikutnya salah menyangka bahwa dia memiliki sifat ketuhanan. Seperti yang kita ketahui bahwa umat Kristen salah menyangka bahwa Yesus bersifat ketuhanan. Jadi itulah alasan mengapa Allah mengangkatnya hidup-hidup. Nabi Isa akan datang kembali sebagaimana disebutkan dalam Al Quran Surat Al Maidah ayat 116.
Jadi pada kedatangannya yang kedua dia akan bersaksi bahwa “Aku tidak pernah menyuruh mereka menyembah aku, tapi aku hanya menyuruh mereka menyembah Tuhan Yang Esa”.  Pada kedatangan yang kedua dia tidak membawa hukum baru, dia datang sebagai umat Nabi Muhammad saw. Dia datang sebagai nabi dan dia tidak mendapat wahyu baru.  Dia akan mengikuti ajaran Al Quran dan Nabi Muhammad saw.